Selasa, 03 Februari 2009

Resensi Buku : Jurnalisme Liputan 6 " Antara Peristiwa dan Ruang Publik "

Judul Buku : Jurnalisme Liputan 6 “ Antara Peristiwa dan Ruang Publik”

Penulis : Tim Redaksi LP3ES

Penerbit : PT Pustaka LP3ES Indonesia

Tahun Terbit : Juli 2006

Tebal Buku : 250 Halaman

Edisi : Cetakan Pertama

Buku jurnalisme ini Liputan 6 ini merefleksikan pengalaman sebuah institusi newsroom yang didalamnya menceritakan tentang awak yang bekerja di liputan 6, dan pengalaman-pengalaman yang telah dialami selama satudasawarsa di Liputan 6 SCTV tersebut.

Di sisi lain juga buku ini membahas pengalaman-pengalaman menarik untuk di simak salah satunya pengalaman Liputan 6 SCTV yang menayangkan wawancara dengan Sarwono Kusumaatmadja menjelang kejatuhan Soeharto, yang dikenal dengan kasus

“ Cabut Gigi “, Hingga kasus STPDN yang berdampak pada perombakan total pada system pendidikan di lembaga yang menghasilkan calon ambtenar di liputan 6 petang, dan program lainnya.

Selain itu, ada bahasan pula yang membahas sejarah Liputan 6 SCTV. Yang pada saat itu mulai tayang pada Mei 1996, Yang pada awalnya hadir 30 menit setiap hari ketika petang datang, lalu berpinak dengan liputan 6 pagi ( Agustus 1996 ), Liputan 6 siang ( Maret 1997 ), dan Liputan 6 malam ( February 2003 ).

Di sela-sela jam tayang program Liputan 6 yang sudah 4 kali tayang tersebut, ternyata sering ada peristiwa dan masalah yang perlu segera diketahui oleh public. Maka, lahirlah Breakingnews dan Liputan 6 terkini.

Di samping itu, Buku ini juga mencoba untuk membaca kembali secara kritis kehadiran dan kiprah Liputan 6 SCTV, baik dalam konstelasi berbagai kebijakan dalam proses produksinya maupun pengaruhnya terhadap public. Buku ini juga terbagi dalam beberapa pembahasan, diantaranya membicarakan kehadiran Televisi sebagai sebuah Fenomena yang kompleks dalam kehidupan masyarakat modern. Dan di dalamnya juga membahas panorama perkembangan media Televisi di Indonesia, program pemberitaan Televisi Indonesia dan Revolusi informasi.

Sementara itu, di bahas pula catatan terhadap hasil Liputan 6 SCTV dalam menampilkan peliputan dan penayangan eksklusif atas 3 kasus yakni, Kasus STPDN, kasus berita tertembaknya panglima GAM Abdullah Syafe”I, dan kasus kekerasan di kampus Universitas Muslim Indonesia ( UMI ). Kasus-kasus tersebut di liput dan ditayangkan eksklusif oleh Liputan 6. Adapula pembahasan tentang pemaknaan terhadap Liputan 6 sebagai media yang berusaha melakukan diseminasi gagasan mengenai ruang public, Civil Society, Civil engagement, dan proses demokrasi yang lebih baik. Dan dalam perkembangannya, Ruang public yang diciptakan itu dicirikan oleh debat terbuka, pengamatan kritis, Reportase-reportase yang berani, aksesibilitas yang berkembang, dan kemandirian pelaku kepentingan ekonomi dan control Negara.

Dan pembahasan terakhir berisi tentang kesimpulan dan harapan tentang massa depan newsroom seperti Liputan 6 SCTV dan juga jurnalisme Televisi di Indonesia. Meskipun kepedulian terhadap public tampaknya hanya merupakan sebuah idealisme, tetapi tidak dapat disangkal bahwa dalam praktik perkembangannya kepedulian tersebut menjadi poros yang menggerakan liputan 6 untuk meninggkatkan kualitas pemberitaannya. Hal ini berhubungan dengan liputan 6 yang diharapkan menjadi salah satu penyangga terbentuknya media literasi kritis dikalangan public.

Mengenai profil penulis

Buku jurnalisme liputan 6 SCTV ini awalnya diminta dituliskan oleh tim atau orang yang pernah dan masih bergabung dengan liputan 6, namun mengingat kesibukan para awak liputan 6 SCTV yang sangat padat, sehingga dapat diperkirakan memakan waktu yang cukup panjang untuk dapat menyelesaikan tulisan maka, tim liputan 6 SCTV menenmpuh jalan lain, dengan meminta orang lain menulis buku ini maka dipilihlah teman-teman dari LP3ES untuk menyusun buku ini sehingga tersusun dengan baik.

Dan kesimpulan yang dapat diambil dan dipelajari dari buku jurnalisme liputan 6 ini adalah, jurnalisme televise di Indonesia harus dikembangkan kembali pemberitaannya. Hal tersebut dimaksudkan agar para khalayak penyimak berita dapat menyimak dan mengetahui informasi-informasi yang bermanfaat.



Duwi Kurniawati

01.B.070802

PR

A. RESENSI BUKU BEBAS


1. Judul Buku : Teen Love on Relationships

2. Penulis : Kimberly Kirberger

3. Penerbit : PT. Gramedia Pustaka Utama

4. Cetakan : Kedua, April 2001

5. Tebal : 432 hlm

6. Ukuran : 20 cm

7. Tema : Percintaan

Buku ini berisikan tentang permasalahan-permasalahan yang dialami oleh para remaja. Dan didalam buku ini kamu dapat menemukan kisah-kisah para remaja yang antara lain tentang permasalahan cinta dan hubungan cinta-berikut kegembiraan, ketegangan, kebingungan dan kepedihan mereka-melalui surat-surat, puisi dan kisah-kisah pribadi mereka sendiri. Kasmu juga akan mendapati kejujuran, pemahaman yang tulus dan simpati Kimberly untuk dirimu.

Dengan membaca buku ini, kamu dapat memetik sebuah makna dari salah satu kisah yang ada didalam buku ini dan mendapatkan sebuah pemahaman tentang cinta yang bisa kau ingat untuk menjalani kehidupanmu. Orang-orang dewasa pun sangat bisa membaca buku ini, agar mereka dapat lebih memahami permasalahan para remaja khususnya didalam percintaan dan membantu mereka dalam mengatasi permasalahan-permasalahan mereka mengenai cinta.

Ø Relevansi bagi pembaca :

Buku ini sangat cocok untuk dibaca siapa saja, bauk remaja maupun orang tua. Banyak sekali makna yang kita dapatkan dari membaca kisah-kisah yang ada dibuku ini, khususnya bagi para remaja. Dan banyak pelajaran yang bisa kita ambil dari kisah-kisah yang ada dibuku ini, khususnya untuk para remaja dalam menjalani kehidupan mereka terutama dalam hal percintaan, DSan bagi para orang tua agar bisa memahami dan membantu permasalahan para remaja.

Ø Anatomi buku :

1. Pendahuluan

2. Cinta 1A : Pendahuluan

3. Petunjuk membaca buku ini

4. jatuh cinta Kent Nerburn

5. Isi

6. Penutup

7. Siapakah Kimberly Kirberger?

8. Para penyumbang baskah

9. Izin

Ø Profil penulis buku :

Kimberly Kirberger adalah presiden dan pendiri I.A.M for Teen (Inspiration and Motivation for Teens), sebuah perusahaan yang dibentuk khusus untuk berkarya bagi para remaja. Tujuannya adalah untuk melihat paera remaja diwakili secara lebih positif; ia yakin sekali bahwa remaja berhak mendapatkan perlakuan yang lebih baikj dan positif.

Ia banyak menghabiskan waktunya untuk membaca ribuan surat kabar dan kisah yang dikirimkan kepadanya oleh para pembaca remaja, dan untuk berkeliling di seantero negeri, berbicara pada siswa-siswa sekolah menengah dan para orangtua yang mempunyai anak remaja. Ia sudah sering muncul sebagai ahli masalah remaja di banyak acara televise dan radio, antara lain Geraldo, MSNBC, dan the Terry Bradshaw Show.

Kimberly adalah coauthor dari Chicken Soup for the Teenage Soul yang menjadi bestseller dan Chicken Soup for the Teenage Soul II yang menjadi bestseller #1, juga Chicken Soup for the Teenage Soul Journal. Ia juga menjadi coauthor Chicken Soup for the College Soul, Chicken Soup for the Parent’s Soul yanfg akan terbit, Chicken Soup for the Teenage Soul III dam Chicken Soup the Teenage Soul Letters. Selain itu ia juga menjadi penulis seri Teen Love, yang meliputi buku ini dan empat judul berikutnya, tiga diantaranya berupa workbook.

Kimberly memulai Teen Letter Project bersama Jack Canfield, Mark Victor Hansen dan Health Communications, Inc. Proyek ini menjawab berbagai surat curahan hati yang diterima pari para remaja, dan juga mengulurkan tangan pada remaja-remaja yang mengalami kesulitan dan mendorong mereka untuk mencari pertolongan dari kaum professional.

Ø Bagian yang dikritisi :

Menurut saya tidak ada bagian yang harus saya kritisi, karena bagi saya buku ini sudah sempurna. Pemakaian kata yang sederhana sehingga mudah dimengerti, penggunaan kata-kata yang menarik membuat saya ingin berulang kali membaca buku ini, atau bagian-bagian yang sangat menarik perhatian saya.

Ø Kesimpulan :

Secara keseluruhan isi buku ini menampilkan kisah-kisah permasalahan para remaja yang dikirim melalui surat, puisi dan bahkan kisah-kisah pribadi mereka sekali pun. Banyak sekali kisah percintaan para remaja yang berakhir dengan bahagia, sedih, menyakitkan, konyol, dan kebingungan-kebingungan yang dialami oleh para remaja. Dengan bahasa yang sederhana sehingga mudah dipahami dan menarik serta menyentuh hati.

TUGAS KOMPRAK 3




A. RESENSI BUKU WAJIB

1. Judul Buku : Public Relations Writing

2. Tema : Media public relations membangun citra korporat

3. Penulis : Rachmat Kriyantono, S.Sos, M. si

4. Penerbit : Kencana Prenada Media Group

5. Cetakan : Pertama, Januari 2008

6. Tebal : 264 hlm

7. Ukuran : 23 cm

Buku ini memfokuskan pembahasan pada teknik-teknik menulis dan jenis-jenis produk tulisan sebagai media Public Relations. Tujuannya agar bias digunakan sebagai sarana publisitas media. Publisitas media sangat efektif membangun pencitraan korporat. Karena itu, upaya-upaya yang bisa mempermudah menggapai publisitas media juga dibahas secara khusus dibuku ini. Buku ini juga mengupas tentang siapa sebenarnya professional PR itu, mengupas secara detail konsep-konsep pokok PR dan publisitas media, definisi pubisitas dan fungsinya dalam pemasaran global, PR dan advertising termasuk bahasan marketing PR hingga fenomena hidden advertising, juga membahas teknis praktis penulisan media publisitas, seperti company profile, press release, newsletter, newa jurnalistik hingga PR on the net dan didalam buku ini terdapat pula contoh-contoh praktis aplikasi PR, publisitas media dan dampaknya bagi citra korporat serta contoh produk-produk penulisan.

Ø Bagian-bagian penting buku :

1. Persembahan dari penulis

2. Kata Pengantar

3. Pengantar Penulis

4. Daftar Isi

5. BAB 1. Apa yang dimaksud dengan PR

6. BAB 2. Menggapai Publisitas media

7. BAB 3. Dasar-dasar Penulisan

8. BAB 4. Menulis Berita

9. BAB 5. Press Release

10. BAB 6. Newsletter

11. BAB 7. Periklanan Korporat

12. BAB 8. Company Profile

13. BAB 9. Pidato dan Presentasi Bisnis

14. BAB 10. PR on the net

15. Daftar Pustaka

16. Tentang Penulis

Ø Relevansi bagi pembaca (khususnya mahasiswa ilmu komunikasi) :

Buku ini tentu sangat relevan sekali bagi pembaca yang khususnya dari bidang ilmu komunikasi. Selain buku ini sangat berguna bagi jurusan public relations, buku ini pun sangat berguna bagi jurusan komunikasi lainnya seperti broadcasting dan jurnalistik. Banyak sekali manfaat yang bias kita dapatkan dodalam buku ini. Mahasiswa ilmu komunikasi bisa membaca buku ini dan pastinya akan mendapatkan banyak pengetahuan, wawasan untuk bidang kalian masing-masing.

Ø Anatomi buku :

1. Persembahan dari penulis

2. Kata Pengantar

3. Pengantar penulis

4. Daftar isi

5. Isi

6. Daftar pustaka

7. Tentang Penulis

Ø Bagian yang harus dikritisi :

Menurut saya bagian yang harus dikritiki adalah kata-kata yang digunakan oleh penulis. Pada isi buku ini ada dan banyaknya pemakaian istilah bahasa inggris. Sehingga kata-kata yang ditulis dengan menggunakan istilah bahasa asing itu sulit untuk dimengerti dan diingat oleh sebagian orang yang kurang bisa berbahasa inggris. Jadi lebih baik menggunakan bahasa Indonesia saja agar mudah diingat dan diterapkan pada kehidupan sehari-hari, apalagi pada bagian-bagian yang penting.

Ø Profil penulis buku :

Penulis bernama lengkap Rachmat Kriyantono. Lahir di Surabaya, 29 Maret 1973. Setelah menyelesaikan pendidikannya di SMP Negeri 1 Surabaya (1989), dan SMAN 5 Surabaya (1992), penulis melanjutkan studi di jurusan Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Airlangga dan lulus tahun 1998. Gelar Magister Sains diperoleh dari program Pascasarjana Universitas Airlangga untuk minat studi Media dan Komunikasi 2004.

Cukup banyak pengalaman penulis dalam dunia pendidikan, baik pengajaran, penelitian maupun pengabdian masyarakat. Suami dari Heny Nurhayati, S.E dan ayah dari Hafidz Daros Airlangga dan Annisa Zahra Rahmahani ini telah berpengalaman sebagai Dosen Ilmu Komunikasi dan Public Relations di beberapa perguruan tinggi sejak tahun 1999, selain menjadi Dosen di program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Merdeka Malang, Dosen Public Relations Universitas Bhayangkara Surabaya, LP3I Surabaya maupun Universitas Pembangunan Nasional Surabaya. Penulis juga sebagai analis di Malang Media and Communications Center (MMCC) serta Koordinator Laboratorium Ilmu Komunikasi Universitas Brawijaya.

Selain itu juga berpengalaman sebagai instruktur di beberapa pelatihan, baik itu di bidang public relations maupun jurnalistik. Antara lain sebagai instruktur Humas dan Protokoler pada pelatihan untuk karyawan Perum Perhutani, instruktur jurnalistik dasar SMU se-Sidoarjo dan sebagainya. Sebagai announcer, scriptwriter dan reporter di beberapa radio seperti Radio Miniwatt AM, Rajawali AM, dan Surabaya ProFM. Saat ini juga aktif dalam kegiatan sosialisasi media-literacy di berbagai kalangan masyarakat. Penulis juga telah menghasilkan beberapa karya penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal ilmiah.

Karya tulis berbentuk buku yang dibuat penulis sebelum ini adalah buku Teknik Praktis Riset Komunikasi : disertai contoh-contoh praktis riset public relations, media, periklanan, dan komunikasi organisasi yang membahas secara lengkap tentang berbagai aspek Riset Komunikasi. Buku yang juga diterbitkan oleh Penerbit Kencana Prenada Media Grup Jakarta, saat ini sudah cetakan ke-2.

Ø Kesimpulan :

Secara keseluruhan isi buku ini menggambarkan tentang konsep-konsep penting aktivitas PR, interaksi PR dengan bauran pemasaran lainnya, serta teknik praktis penulisan media publisitas. Lalu diperkaya dengan ulasan krtitis dunia praktis. Pembaca akan lebih mengenal secara nyata bagaimana aplikasi public relations writing, strategi press relations, , newsletter, company profile, dan lain sebagainya. Selamat membaca.

Teknik Menulis Skenario...


Sebuah Petuah, Sebuah Ilmu, dari Seorang Maestro

Scenario,,,So Difficult…So Easy


Judul : Teori Menulis Skenario Film Cerita

Penulis : H.Misbach Yusa Biran

Penerbit : PT Dunia Pustaka Jaya bekerja sama dengan PT Demi Gisela Citra Pro

Edisi : Cetakan Pertama 2006

Tebal Buku : 327 halaman


H.Misbach Yusa Biran, pria kelahiran Rangkasbitung (Banten) 11 September 1933. Pria yang tak lain adalah suami dari aktris Nani Wijaya ini mulai memasuki dunia film pada tahun 1954 di studio Perfini yang dipimpin oleh Usmar Ismail. Pada awalnya ia menjadi Asisten Sutradara dan anggota Sidang Pengarang. Banyak pengalaman yang ia dapat di dunia film, mulai dari membuat scenario, film pendek, film cerita, menjadi dosen di IKJ, hingga akhirnya menulis sebuah buku berjudul ‘Teknik Menulis Skenario Film Cerita’.

Skenario,,, merupakan suatu penuntun dalam pembuatan suatu kisah, khususnya dalam sebuah film.

Terdengar rumitkah sebuah sekenario?
Mungkin saja iya, tapi mungkin juga tidak…
Inilah ‘Teknik Menulis Skenario Film Cerita’ sebuah buku yang mencoba mengupas mengenai bagaimana cara membuat sebuah naskah scenario itu dapat hidup dan mampu memikat para penikmat film. Mulai dari hubungan antara cerita dan scenario itu sendiri yang mempunyai kaitan sangat erat, bahasa film yang memiliki beberapa unsur dalam komposisi serta sudut pandang kamera hingga mampu mengghasilkan bahasa film yang dramatic dan tetap alamiah, pelaku cerita yang mampu menghidupkan cerita dalam skenario, Dramatisasi dan penonton, struktur bertutur dramatic, konstruksi yang dramatic, dan juga pembahasan mengenai bagaimana cara menentukan gagasan cerita, hingga penyampaian informasi yang efektif pada penonton.
Untuk tiga point penting yang terakhir yang ada dalam buku ini adalah Sinopsis yang harus ada dalam sebuah film cerita, Kerangka scenario yang memuat mengenai rancangan peralihan dari sebuah tulisan sinopsis menjadi sebuah tulisan scenario, dalam hal kerangka scenario penggunaan imajinasi memvisualkan suatu cerita sangat penting. Dan yang terakhir adalah Deskripsi scenario, berisi kalimat-kalimat yang relative singkat dan mudah dipahami pembaca.
Selain tentang mengulas teknik pembuatan scenario, penulis juga mencoba menegaskan bahwa dalam dunia seni perbuatan menjilpak adalah suatu hal yang hina, meski pun kita sadar dan tahu bahwa banyak sekali karya cerita yang tak lain adalah hasil jiplakan. Bukannya tidak boleh, tapi untuk menghargai hasil karya orang lain, maka tak ada salahnya jika para plagiator itu menuliskan sumber yang menginspirasinya.
Jika dilihat, nampaknya penulis adalah salah satu sineas yang berada dalam kutub idealis dunia perfilman di Indonesia, mengingat dalam buku ini dituliskan bahwa dunia film terdiri daridua kutub, yaitu kutub main stream (mengikuti arus) dan kutub idealis. Penegasan akan keberanian yang harus dimiliki oleh para sineas muda yang harus berani mengambil resiko jika ingin masuk dalam dunia film, karena kutub idealis cukup memiliki banyak tentangan di Indonesia. Bahkan penulis sendiri sempat memutuskan untuk vakum dari dunia film, karena pada tahun 1971 itu dunia film dimarakkan dengan produksi film-film porno.
Setelah mereview isi buku setebal 327 halaman ini, saya yakin bahwa buku ini sangat relevan untuk dikonsumsi oleh mahasiswa komunikasi, apalagi yang mempunyai cita-cita ingin jadi penulis scenario sukses. Tak hanya itu, dalam buku ini juga memuat tentang cara-cara dan jenis pengambilan gambar yang pastinya akan berguna bagi calon kameramen/kamerawati handal. Mengingat saat ini masih jarang buku penulisan scenario yang mampu memenuhi rasa keingintahuan kita secara lebih detail, apalagi dalam setiap bahasan penulis dengan teratur menyampaikan berbagai pengalaman dan juga nasihatnya bagi calon-calon penulis scenario, jadi selain pembaca mempelajari teorinya, pembaca juga dapat mencoba belajar dari pengalaman penulis. Seperti kita tahu bahwa ‘Pengalaman adalah guru yang terbaik’.
Selain isi materi yang tulis dengan gaya bahasa yang mudah dicerna, kita dapat melihat anatomi buku yang lengkap, dengan ilustrasi sampul yang cukup simple membuat orientasi pembaca langsung tertuju pada judulnya, lidah buku yang memuat mengenai profil penulis, halaman persembahan, daftar isi yang tidak akan membuat pembaca pusing dengan jabarannya yang singkat, kata pengantar, hingga isi sampai pada lampiran yang berisi tentang tambahan bacaan yang dianjuurkan penulis agar pembaca tak hanya berhenti pada buku tulisannya ini, dan juga daftar istilah serta indeks yang memudahkan pembacanya.
Dan, tampaknya kita dapat mengatakan bahwa membuat scenario film cerita memang sulit, tapi asalkan kita mempunyai kemampuan dan kemauan, maka tak ada yang sulit dalam hidup ini.
Mungkin setelah saya membaca beberapa buku scenario, buku inilah yang mau memberi nasihat tanpa terasa menggurui selayaknya buku bijak yang membuat pembacanya merasa dekat dengan penulisnya.

Keluarga Flood 'Tetangga yang menyebalkan'


Keluarga Drakula VS Keluarga Manusia Biasa


Drakula di waktu Santai



Judul Buku : Keluarga Flood ‘Tetangga Menyebalkan’


Penulis : Colin Thompson


Penerbit : Atria


Edisi : Cetakan II, September 2007



Drakula!


Makhluk menyeramkan yang selalu kehausan darah, dan di jamin jika kamu bertemu dengannya pastilah darahmu habis dalam sekali hisapannya. Eits,,, itu memang benar, sama halnya dengan Keluarga Drakula yang satu ini.



Keluarga Flood memang meminum darah, tapi dalam novel ini Colin Thompson menuturkan sebuah sisi lain keluarga drakula yang konyol dan jenaka, mulai dari keadaan fisik mereka, cara mereka sarapan, sekolah mereka yang jaraknya beribu-ribu kilometer, dan juga tetangga mereka yang usil dan mengganggu.



Novel fiksi terjemahan terbitan Random House Australia setebal 191 halaman ini mengisahkan mengenai keluarga Flood, keluarga ini tinggal di dunia manusia dan memiliki seorang tetangga manusia biasa yang super menyebalkan. Hingga akhirnya, keluarga Dent yang menyebalkan itu harus menemui ajal satu per satu mulai dari anak bungsunya yang disihir menjadi kulkas, anak sulung yang ditelan hidup-hidup oleh kuburan nenek Flood, bahkan ibunya yang menjadi TV Plasma super canggih dan Tn.Dent yang harus menjadi penyedot debu. Tak ketinggalan seorang Sersan yang turut campur dalam masalah dua keluarga tersebut harus mengakhiri karirnya dan diasingkan di pulau terpencil.




Novel yang memiliki judul asli The Floods ini nampaknya ditujukan untuk usia 14-keatas (remaja), karena cara penyelesaian masalah dalam cerita ini memang tidak baik jika ditujukan untuk anak-anak dibawah umur, mengingat kata saling memaafkan tak pernah disinggung dalam kisah ini, melainkan cara menyelesaikan masalah yang seimbang antara apa yang dilakukan dan apa yang didapat. Sedangkan dalam budaya Indonesia, pembalasan dendam masih sangat tidak dianjurkan meski pada kenyataannya hal itu sering terjadi. Mengingat itu, sepertinya penulis juga masih membuka peluang untuk seorang tokoh antagonis yang masih menyimpan dendamnya pada keluarga Flood, yaups… Sersan LeDouche yang diasingkan.




Selain menjadi penulis, Colin Thompson juga berperan sebagai illustrator dalam novel ini. Apalagi ia juga memiliki ciri khas dalam karyanya, sehingga pembaca juga dapat menikmati kekocakkan ilustrasi yang banyak ditampilkan. Dan yang pasti kisah Keluarga Flood ini sangat mudah dicerna oleh pembaca, meski adanya ilustrasi yang cukup banyak ini dapat juga membatasi imajinasi pembaca.




Selain isinya yang unik, novel ini juga mempunyai cover yang cukup menarik untuk sebuah cerita fiksi horror yang bercampur lelucon, apalagi kita dapat menemukan halaman silsilah keluarga yang digambar dengan bentuk sulur-sulur akar yang sangat kreatif. Tak hanya itu, di halaman belakang pun penulis menggambarkan mengenai rumah keluarga Flood lengkap dengan halamannya, serta memberikan penjelasan mengenai karakter tokoh yang ada dalam cerita secara urut bahkan sampai pada hewan-hewan peliharaan keluarga Flood dan juga tips-tips unik dari leluhur keluarga Flood.




Dan akhirnya, penulis menutup halaman terakhir dengan biografi singkat mengenai dirinya yang ditulis dengan gaya bahasa yang lucu dan unik serta dilengkapi dengan foto-foto masa kecilnya. Colin Thompson, dilahirkan di Inggris dan pada tahun 1995 pindah ke Australia hingga akhirnya melahirkan buku ini dengan bantuan bakat menulis dan menggambarnya.




Benar-benar unik dan menghibur, itulah kata-kata yang pertama muncul setelah saya usai membaca novel ini, meski gambar-gambar itu memang membatasi imajinasi saya karena tokoh antagonis digambarkan jelek sekali, tapi saya mendapatkan sensasi menonton sebuah film yang cukup menghibur dan juga santai.




Mungkin jika seseorang mengatakan bahwa ‘suatu karya harus diberikan jiwa, agar karya itu dapat hidup’… saya rasa buku ini memiliki jiwa itu… Dan kita dapat menyambut edisi kedua Keluarga Flood ‘Sekolah Sihir’.